Pages

Mengenai Saya

Foto saya
curup, bengkulu, Indonesia
Belajarlah untuk memahami perbedaan dan belajarlah untuk berani menerima perbedaan dalam hidupmu! Pahamilah dan usahakanlah apa yang menjadi kebutuhan mendasar dari pasangan hidupmu
Diberdayakan oleh Blogger.


Minggu, 08 Mei 2011

FARMAKOKINETIKA

Apabila pemakaian obat harus secara oral dalam bentuk kering, maka bentuk kapsul dan tablet yang paling sering digunakan. Keduanya efektif memberikan kenyamanan dan kemantapan dalam penanganan, pengenalan, dan pemakaian oleh pasien. Dari sudut pandang farmasetika bentuk sediaan padat pada umumnya lebih stabil daripada bentuk sediaan cair, sehingga bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil.

Respon biologis tehadap suatu obat merupakan hasil interaksi antara zat obat dengan molekul-molekul yang penting secara fungsioanl dalam system hidup atau reseptor. Respon disebabkan oleh perubahan dalam proses biologis yang ada sebelum pemberian obat. Besarnya respon berhubungan dengan konsentrasi obat yang dicapai pada tempat obat tersebut bekerja. Konsentrasi ini tergantung pada banyaknya dosis obat yang diberikan, besarnya absorpsi dan distribusi ke tempat tersebut, dan laju serta besarnya obta yang dieliminasikan dari tubuh. Sifat fisika kimia dari zat obat terutama kelarutannya dalam lemak, derajat ionisasi dan ukuran molekul menentukan besarnya kemampuan untuk mempengaruhi aktivitas biologic.

Umumnya agar suatu obat dapat mengeluarkan efek biologisnya, obat tersebut harus larut dan ditransfortasikan oleh cairan tubuh, menembus batas lapisan membrane biologis, membebaskan distribusinya secara luas ke daerah-daerah yang tidak diinginkan, mengalami seranganmetabolit, mempenetrasi ke tempat-tempat kerjanya dalam konsentrasi yang memadai, dan berinteraksi secara spesifik, menyebabkan perubahan-perubahan fungsi sel.

Absorpsi, distribusi, biotransformasi (metabolisme), dan eliminasi suatu obat dari tubuh merupakan proses dinamis yang kontunyu dari saat suatu obat dimakan sampai semua obat tersebut hilang dari tubuh. Laju terjadinya proses-proses ini mempengaruhi onset intensitas dan lamanya kerja obat dalam tubuh.

BENTUK SEDIAAN ORAL

a. Obat Cair (liquid)

• Solutio:

Larutan dari sebuah zat dalam suatu cairan / pelarut, dimana zat pelarutnya adalah air, bila bukan air maka harus dijelaskan dalam namanya, misalnya :

–minyak kamfer

–Nitrogliserin dalam spiritus

• Mixtura:

Larutan yang didalamnya terdapat lebih dari satu macam zat, yang dapat berupa campuran dari :

–Cairan dengan zat padat

–Cairan dengan cairan

–Cairan dengan extrak kental

• Suspensi:

Sediaan cairan yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (cairan pembawa), zat yang terdispersi harus halus dan tidak boleh cepat mengendap dan dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi serta tidak boleh terlalu kental agar sediaan mudah dikocok dan dituang

• Sirup:

Larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain kadar tinggi.

• Elixir:

Larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven.

• Emulsi

Adalah dua fase cairan dalam sistim dispersi (tetesan) dimana fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dalam merata dalam fase cairan lainnya dan umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi (Emulgator).

•Emulsi O/W:

Emulsi minyak dalam air, dimana minyak yang merupakan fase terdispersi dan larutan air merupakan fase pendispersi / pembawa (emulsi ini dapat dicernakan dengan air). Emulgatornya larut dalam air.

Contoh : susu (emulgatornya putih telur) Scott Emultion

•Emulsi W/O:

Emulsi air dalam minyak, dimana air atau larutan air yang merupakan fase terdispersi dan minyak atau bahan seperti minyak merupakan pembawa atau pendispersi (Emulsi ini dapat diencerkan dengan minyak). Emulgatornya larut dalam minyak.

contoh : Mentega, Ianolin

• Saturasi dan netralisasi

•Saturasi / Penjenuhan:

obat yang minumnya dibuat dengan jalan mencampurkan suatu asam dengan karbonat, dimana cairan dijenuhkan dengan CO2 (disebut dengan Potio Effervesces), maka tekanan didalam botol lebih tinggi dari pada tekanan diluar.

•Tujuan pemberian obat saturasi:

- Untuk menutupi rasa garam yang tidak enak.

- CO2 mempercepat absorbsi

- Merangsang keluarnya getah pencernaan yang banyak

- Sebagai carminativum atau laxans

- Untuk antioxydant

- Memberi efek psiokologi bahwa obat tersebut kuat

•Netralisasi atau penetralan:

obat minum yang di buat dengan jalan mencampurkan suatu asam dengan suatu basa (yang dipergunakan adalah suatu Carbonat) dan tidak mengandung CO2 (karena CO2 yang terbentuk selalu dihilangkan seluruhnya dengan cara pemanasan sampai larutannya jernih), yang termasuk Netralisasi:

•Suatu asam dinetralkan dengan NH4CL

•Suatu asam yang tidak larut dinetralkan dengan suatu HCO3 / CO3, dapat juga dengan NaOH

b. Obat Padat (Solid)

• Pulvis dan pulveres

Adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan dan digunakan untuk pemakaian oral ataul luar. isi serbuk terdiri dari :

Obat (tunggal / campuran)

Konstituen / vehiculum :

•Untuk serbuk oral à Saccharum Lactis

•Untuk serbuk tabur à Talcum venetum, Bolus Alba, Amylum.

• Pililae / pil

Menurut beratnya dibagi atas :

•Boli : berbobot > 300mg, biasanya dipakai untuk pengobatan hewan

•Pilulae/pil adaah obat berbentuk bulat seperti pelor yang berbobot antara 50 mg – 300 mg, diameternya tidak > 8 mm dan tergantung berat jenis bahan – bahan obatnya

•Granula, berbobot 3x dan tidak boleh < 1/3x tablet

tablet

•Tablet Kunyah

Untuk dikunyah dan memberikan residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak, serta biasanya untuk anak – anak (terutama untuk multivitamin, antasisda antibiotik tertentu)

•Tablet Buih / Efervesen

Selain mengandung zat aktif, juga mengandung campuran asam dan natrium bicarbonat, yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan CO2, maka tablet harus disimpan dalam wadah tertutup rapat atau pada kemasan tahan lembab.

•Tablet Hisap / Lozengens

Padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis yang membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut.

•Tablet bersalut

Disalut dengan bahan penyalut untuk maksud tertentu.

Tujuannya:

* Menutupi rasa tidak enak (mis. Kina)/ bau yang tidak enak (mis. Vitazym).

* Membuat penampilan lebih baik menarik dan biasanya diberi warna bagus dan mengkilap.

* Melindungi obat / zat aktif terhadap pengaruh udara, kelembapan dan cahaya (mis. Obat – obat yang hygroskopis dan mudah teroksidasi).

* Mengatur tempat pelepasan obat dalam saluran cerna.

•Tablet bersalut gula / dragee

Disalut dengan lapisan terdiri dari campuran gula dan bahan lain yang cocok, dengan atau tanpa menambah zat warna.

•Tablet bersalut selaput / film Coated Tablet

disalut dengan lapisan selofan, metilselulosa, povidon atau bahan lain yang cocok

•Tablet bersalut kempa / salut kering

Disalut dengan massa granula terdiri dari Laktosa, Calsium Fosfat atau bahan lain yang cocok à untuk mempercepat lepasnya satu obat dan obat lain

•Tablet bersalut enteric / Enteric coated

Disalut sedemikian rupa sehingga obat tidak hancur dalam lambung tapi hancur dalam usus halus, yang disebut juga Delayed Action. Bahan penyalutnya adalah bahan yang tahan terhadap pengaruh asam lambung yaitu Sehellak, keratin dan salol. Tablet ini dibuat untuk obat – obat yang dapat mengiritasi lambung dan obat –obat yang dapat rusak bila kena asam lambung (contoh : Voltaren Aropas)

• Capsulae / capsul

Adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut, dimana didalamnya dapat diisi dengan obat serbuk, butiran atau granul, cair, semi padat

Jenis – jenis kapsul:

•Capsulae gelatinosae

(dibuat dari gelatin) terdiri dari:

Ø Soft Capsulae / Capsulae Molles à lunak.

Ø Hard Capsulae / Capsulae Durae à keras

•Capsulae Amylaceas

(dibuat dari amylum)

•Capsulae Metilsellulosa

C. Cara Pemberian

Dengan atau tanpa cairan:

Cairan atau air dapat meningkatkan pelepasan dan kelarutan zat aktif (peningkatan volume dan pengurangan kekentalan) akan mempercepat waktu transit di lambung. Sifat cairan juga dapat mempengaruhi efek obat, misalnya air, alcohol, cairan gula/ asam.

Efek pengenceran obat oleh minuman dapat meningkatkan volume, sehingga obat lebih cepat keluar dari lambung menuju usus, sehingga absorpsi dapat tejadi.

Saat makan atau keadaan puasa

Makanan dapat memperlambat transit di lambung, percepatan absorpsi dapat dilakukan dengan pemberian air sewaktu lambung kosong.

Keberadaan obat di lambung lebih lama untuk zat aktif yang bekerja pada saluran cerna missal norit, zat aktif yang terbatasabsorpsinya pada lambung/dousenum.

Dapat terjadi resiko malabsorpsi akibat: zat aktif terikat oleh makanan (bersifat ireversibel), dekomposisi zat aktif oleh senyawa berlemak menyebabkan terjadinya peningkatan waktu kontak dengan mukosa.

D. Absorpsi, Distribusi, Metabolisme, Eksresi

Absorpsi (tahap awal)

penembusan zat aktif terhadap membrane biologis terjadi efek farmakologis, saat mencapai sel target melalui perantaraan darahperubahan hayati (metabolisme) eliminasi.

1.Absorpsi

merupakan proses penyerapan obat dari tempat pemberian sampai ke system sistemik. Untuk sediaan oral absorpsi obat dilakukan dengan cara difusi pasif. Difusi pasif terjadi akibat perbedaan gradient konsentrasi, perpindahan secara acak dari area yang konsentrasinya tinggi ke area yang konsentrasinya lebih rendah.

Faktor-faktor yang mempengaruhi absorpsi

* Factor fisiologis diantaranya adalah:

ü Luas permukaan absorpsi.

ü Usia penderita (permeabelistas saluran cerna)

ü Sifat membrane biologis

ü Kecepatan transit obat di lambung dan usus, menentukan intensitas absorpsi obat.

ü Modifikasi pH

ü Mempengaruhi disolusi dan kemampuan absorpsi obat.

ü Modifikasi formula akan meningkatkan ketersediaan hayati zat aktif yang tidak larut pada pH lambung, mencegah penguraian oleh asam lambung, mengurangi iritasi.

ü Obat bersifat asam seperti aspirin di absorpsi lebih baik di dalam lambung (pH 1-2), sedangkan obat yang bersifat basa (codein) diabsorpsi lebih baik di dalam usus halus (pH 7-8)

ü Tegangan Permukaan

ü Tegangan permukaan menurun pada usus karena adanya garam empedu sehingga menyebabkan meningkatnya disolusi dan mempermudah emulsifikasi.

ü Viskositas. Viskositas dipengaruhi oleh jumlah cairan atau makanan, berkurangnya cairan dapat memperlambat disolusi atau absorpsi.

ü Kandungan saluran cerna

ü Musin: mukopolisakarida alami (cairan yang melapisi saluran cerna), dapat membentuk komplek dengan zat aktif sehingga menghambat proses absorpsi.

ü Garam ampedu: mempermudah absorpsi lemak yang tidak larut air melalui pembentukan misela.

ü Ion-ion, seperti ion Ca, Fe, Mg: membentuk kelat dengan obat tertentu sehingga obat tidak dapat diabsorpsi.

ü Flora normal usus: mensekresi enzim tertentu (penicilinase= in aktivasi penisilin)

ü Enzim: mendegradasi zat aktif, induksi pembentukan metabolit yang aktif.

* Factor patologis

ü Gangguan fungsi sekresi

ü Dipicu oleh factor emosi atau psikis

ü Kurangnya sekresi akibat obsruksi saluran empedu akan menghambat penyerapan lemak dan vitamin yang larut lemak.

ü Kelainan pancreas dapat mengakibatkan penyimpangan absorpsi.

ü Gangguan transit

ü Waktu transit meningkat pada keadaan penyempitan pylorus, tukak lambung, kelainan pengaliran darah, peradangan kelenjar.

ü Waktu transit berkurang akibat ulkus duodenal, kecemasan dan peningkatan aktivitas system simpatis-parasimpatis.

ü Gangguan absorpsi, disebabkan oleh: Pengurangan luas area absorpsi karena operasi atau adanya luka

ü Modifikasi lingkungan intestinal: keberadaan mikroba/parasit penyebab penyakit menyebabkan kerusakan zat aktif sebelum terjadi absorpsi.

ü Penggunaan antibiotic spectrum luas dapat engubah flora normal dalam usus.

ü Tidak adanya molekul untuk transport obat.

ü Adanya tumor, dapat menghambat absorpsi.

2. Distribusi

merupakan perpindahan obat dari saluran sistemik ke tempat aksinya. Apabila suatu obat memilki waktu paruh yang lama, maka kecepatan distribusi obat semakin cepat dan akan semakin cepat terjadi akumulasi (terjadinya efek toksik).

Obat yang telah diabsorpsi meninggalkan dinding kapiler dengan cepat dan bebas memasuki cairan intersisiel; aliran darah menjadi hal yang penting dalam distribusi obat. Konsentrasi obat paling besar ditemukan dalam darah, sebagai depot obat.

Tempat-tempat distribusi ada di dalam: organ –organ kompartemen sentral, organ kompartemen perifer, dan protein plasma

ü Kompartemen sentral ; jantung, hati, ginjal, otak

ü Kompartemen perifer ; otot, kulit, lemak

ü Plasma protein ; albumin: asam lemah, α1-acid glycoprotein: basa lemah

Kecepatan dan besarnya distribusi obat dalam tubuh bervariasi dan tergantung pada faktor-faktor sebagai berikut:

Ø Sifat kimia fisika obat, terutama kelarutan dalam lemak

Ø Sifat membrane biologis

Ø Kecepatan distribusi aliran darah pada jaringan dan organ tubuh

Ø Ikatan obat dengan protein plasma

Ø Adanya pengangkutan aktif pada beberapa obat

Ø Masa atau volume jaringan

3. Metabolisme

merupakan proses perubahan obat menjadi metabolitnya (aktif dan non aktif). Semakin besar dosis suatu obat, maka kemungkinan metabolit aktif semakin banyak, maka respon yang dihasilkan juga akan semakin besar.

Tujuan metabolisme obat (biotransformasi) secara umum adalah mengubah obat menjadi metabolit tidak aktif dan tidak toksik (bioinaktivasi atau detoksifiikasi), mudah larut dalam air kemudian dapat dieksresikan dari tubuh oleh ginjal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi metabolisme obat antara lain adalah:

* Factor perbedaan genetic tiap individu

* Perbedaan spesies dan galur

* Perbedaan jenis kelamin

* Perbedaan umur

* Penghambatan enzim metabolisme

* Induksi enzim metabolism

Zat-zat yang larut dalam lipid dimetabolisme oleh hati menggunakan dua set umum reaksi, fase I dan fase II.

Pada reaksi fase I mengubah molekul lipofilik menjadi molekul-molekul yang lebih polar dengan memasukkan atau membuka gugus fungsional polar, seperti –OH atau –NH2. Reaksi fasa I terjadi reaksi oksidasi, reaksi resuksi dan reaksi hidrolisis. Meskipun reaksi fasa I kemungkinan tidak menghasilkan senyawa yang cukup hidrofil, tetapi secara umum dapat menghasilkan suatu gugus fungsional yang mudah terkonjugasi.

Reaksi fase II adalah reaksi konjugasi. Reaksi-reaksi ini mengkombinasikan asam glukoronat, asam sulfat, asam asetat, atau asam amino dengan molekul obat sehingga obat tersebutmenjadi lebih polar. Obat yang sangat polar ini selanjutnnya dapat dieksresi oleh ginjal.

4. Eksresi

Dimana semakin cepat eliminasi suatu obat, maka durasinya juga semakin cepat. Untuk mengatasinya maka frekuensi penggunaan obat perlu ditingkatkan agar tetap masuk dalam jendela terapi. Eliminasi obat melalui ginjal melibatkan tiga proses fisiologis; filtrasi glomerulus, sekresi tubulus proksimal, dan reabsorpsi tubulus distal.

ž Filtrasi glomerulus; obat bebas mengalir keluar tubuh dan masuk ke dalam urin menjadi bagian dari filtrate glomerulus. Ukuran molekul merupakan satu-satunya factor pembatas pada tahap ini.

ž Absorpsi kembali secara pasif pada tubulus proksimal;beberapa obat akan diabsorpsi kembali dalam tubulus proksimal melalui difusi pasif.

ž Sekresi pengangkutan aktif pada tubulus distal; obat dapat bergerak dari plasma darah ke urin melalui membrane tubulus distal dengan mekanisme pengangkutan aktif. Memanipulasi pH urin dapat mengubah proses ini karena mengubah ionisasi asam-asam lemah dan basa-basa lemah. Agar dapat dieksresi, obat harus bermuatan sehingga terperangkap dalam urin dan tidak dapat melintasi membrane untuk masuk kembali ke dalam tubuh.

E. Optimasi Ketersediaan Hayati

Optimasi ketersediaan hayati sediaan oral dapat dilakukan pada saat preformulasi, dan melakukan formulasi dengan menggunakan teknologi yang lebih baik, sehingga system penghantaran obat akan lebih baik.

Pemakaian tekhnologi dan formulasi yang baik akan menentukan:

* Bentuk sediaan; menentukan pre disposisi obat dalam tubuh

* Pelepasan zat aktif yang diharapkan sempurna

* Absorpsi; bentuk yang diharapkan ialah bentuk aktif, terlarut dan tidak terion.

* Bioavailabilitas tinggi.

Read more...
separador

Sabtu, 07 Mei 2011

LUPUS

Bercak merah berbentuk kupu-kupu menjadi salah satu tanda penyakit ini. Itu sebabnya lambang penyakit ini adalah kupu-kupu. Lupus bukanlah penyakit menular. Tidak perlu kuatir bila harus berhubungan dengan penderita penyakit Lupus. Namun sebaliknya, Anda dapat membantunya dengan memberi dukungan dalam bentuk perhatian dan membantu agar penderita bisa menerima keadaan sehingga tidak menjadi stres.



Odapus sebutan penderita Lupus. Lupus adalah jenis penyakit yang menakutkan. Belum diketahui secara pasti penyebabnya. Hampir seluruh penderita penyakit ini adalah wanita. Walau penderita penyakit ini tidak terlalu banyak, tidak ada salahnya untuk mengetahui penyakit Lupus lebih lanjut. Secara umum lupus merupakan kelainan yang bersifat kronik pada masalah imunitas tubuh.
Pada penderita penyakit Lupus, sistem kekebalan yang harusnya berfungsi sebagai pelindung tubuh mengalami kelainan. Tubuh tidak dapat membedakan antara benda asing yang harus dimusnahkan dengan jaringan tubuh sendiri yang bermanfaat untuk kelangsungan hidup.
Yang diserang adalah jaringan tubuh sendiri dan menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti pada paru-paru, darah, kulit, ginjal, otak, jantung, dan lainnya. Kerusakan pada organ tubuh vital selanjutnya menyebabkan penderita Lupus yang disebut Odapus semakin lemah dan sakit.



PENYEBAB PENYAKIT LUPUS
Sebagian besar penderitanya adalah wanita pada usia produktif sehingga sering dianggap penyakit wanita. Faktor keturunan bukan sebagai penyebab langsung penyakit ini. Walau mungkin, dari orang tua diperoleh gen yang abnormal yang berpotensi untuk penyakit ini, tetapi ada faktor lain sehingga penyakit ini dapat terjadi. Dugaan para ahli tentang penyebab penyakit ini adalah karena faktor hormon, tetapi belum diketahui hormon mana penyebabnya.
GEJALA LUPUS
Gejala lupus berbeda-beda tiap penderita. Bila yang diserang adalah darah, maka gejalanya mirip dengan orang yang menderita anemia. Bila yang diserang mulut, maka penderita dapat mengalami sariawan yang berkepanjangan yang dapat dianggap sebagai gejala kekurangan vitamin C. Beberapa gejala yang umum pada penyakit ini adalah munculnya bercak merah pada hidung dan kedua pipi membentuk seperti kupu-kupu yang disebut butterfly rash. Bercak dapat pula terjadi pada tubuh. Dalam tahap lanjut, penyakit ini dapat menyebabkan kerontokan rambut, rasa lelah yang berlebihan, kerusakan pada organ tubuh. Penderita Lupus mengalami gejala seperti pada orang yang menderita kanker.
Cara mengetahui apakah seseorang tersebut menderita Lupus atau tidak yaitu dengan melakukan tes antinuclear antibodies (ANA). Jika hasil tes positif maka kemungkinan besar orang tersebut mengidap penyakit Lupus.
JENIS LUPUS
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
SLE dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai Lupus Eritematosus Sistemik (LES). Penyakit ini sangat berbahaya karena menyerang organ dalam tubuh yang vital. Eritematosus sendiri berarti kemerahan. Itu adalah karakteristik penyakit ini yaitu ada tanda atau bercak kemerahan.
Dicoid Lupus
Jenis Lupus ini hanya menyerang kulit. Biasanya muncul bercak merah pada kulit.
Drug Induced Lupus
Penyakit Lupus ini dipicu karena mengkonsumsi obat-obatan tertentu.
PENGOBATAN LUPUS
Pengobatan lupus biasanya dengan mengurangi keluhan sakit akibat kerusakan organ tubuh. Pengobatan dilakukan dengan upaya khusus agar penyakit ini tidak menyerang organ tubuh lainnya yang dapat menyebabkan keluhan lebih parah akibat komplikasi.
Perlu diperhatikan faktor lingkungan yang dapat memperparah keadaan odapus. Misalnya dengan mengontrol makanan, mencegah agar tidak stres, pemilihan bila harus menggunakan obat-obatan, serta mencegah agar kulit tidak secara langsung terkena sinar matahari yang mengandung UV.
Read more...
separador

Followers